Skip to main content

Why are we so different?

 I'm thinking about my mother. No, not about her flaws. It's just a different perspective between my mother and me. My mother often complains, saying that none of her children help her. It's easy to conclude that the children must be at fault, and I admit it, especially since I live far from her.


But then I look at myself as a mother. I take care of my three children without any help. Even my husband is very busy, so it's truly just me serving him and the children. My thoughts and energy are focused there, especially since my children are still young and not independent yet. It feels like these moments are very long, like changing diapers for the youngest, which feels like doing it hundreds of times over years.


So, I think when they become independent and grown up (especially when they're married), it will be my time to be truly free as a mother. But why doesn't my mother feel that way? In her old age, she seems perpetually exhausted and feels unhelped. Why doesn't she think, "I'm free from the hassle of taking care of children"?


Maybe it's because my mother always had a maid, so she's used to being served and wants that to continue. I'm really puzzled why my mother and I can't be the same, even though we're mother and daughter.

Comments

Popular posts from this blog

mendua...

tak pernah kubayangkan tak seperti yang kupikirkan ternyata keputusanku untuk mendua adalah keputusan yang berat konsekuensinya konsentrasiku malah jadi ga fokus bingung banged deh karena emank semua belum pasti semua emank sedang kuusahakan pengennya bisa beriringan bersama ternyata ada yang bertumbukan haruskah kukorbankan salah satu??? tapi yang mana??? kenapa aku masi belum bisa membuat keputusan yang terbaik mantep di satu pilihan aja semua emank udah terjadi ga boleh disesali jadikan pelajaran berharga buatku mungkin semua ada hikmahnya hanya saja belum menemukannya ya Rabb...hanya kepadaMu kusandarkan segalanya mohon berikan kemudahan dalam setiap langkah aamiin...

UNku dulu, gimana denganmu?

besok anak SMA menghadapi UN, gitu juga dengan adikku, si kembar, yang tadi sore ngingetin kakaknya buat mendoakan. mohon doanya yah temen-temen MPers semuaaaaa jadi flashback ke jaman UNku. waktu itu tahun 2004 dan sudah diberlakukan UN dengan nilai standar minimal 3,00 (kalo ga salah). dan rata-rata harus berapa gitu (lupa). yang pasti cukup buat anak seSMA tegang semua wajahnya. apalagi kepala sekolah selalu menanamkan gini "kalian ini kelas 3 ga boleh main-main ngadepin UN, bisa jadi yang biasanya rangking bakal ga lulus, jadi kalian semua jangan mrasa bisa ya! kalian smw bisa juga ga lulus loh!" denger kata-kata kayak gitu berkali-kali, bikin kita down banget. mungkin tujuannya biar kita blajar beneran. tapi malah terkesan bikin mlempem yah. yang jelas waktu itu kerjaanku dan anak sekosan-yang kelas tiga semua-adalah belajar, belajar dan belajar. kalo dipikir-pikir lagi. seneng sih hawa-hawa kayak gitu. kayaknya full of semangat dan belum ada gangguan macam hape apalagi ...