Skip to main content

Posts

Showing posts from 2024

Ur daughter choice

 My mother always complains about my husband. She doesn't like anything he does. Implicitly, my mother says, "How can someone wealthy like him become your husband?" As my husband's wife, I'm obviously in a difficult position. I can't go against my mother, but how? My mother always thinks like that. She thinks that her child's husband should have a character that suits her. But actually, it's me who married my husband, not my mother. It's understandable if my husband's character doesn't suit my mother because my husband is destined for me, not for my mother. But why is this being constantly emphasized? When it's clear that my husband is the one I need. If not with my husband, then with whom? Do I have to be alone? I don't want that.

Torture

 Im crying right now As a house wife and full time mom with no helper My kids never get accompanied by other It's really hard to get people for being assistant for me So the problem come when i wanna have umrah My kids should join but no money But when kids not joining us Who will accompanies them? 😭😭😭😭 Why do some people easily label others just because their life paths are different from their own? Why don't they first dig into the causes? Why is their tongue so cruel? If only they knew how difficult my current condition is. Why is the narrative of 'only the chosen ones' continuously echoed and used to label those who are not yet called? Those who are not yet among the beloved ones of Allah. It feels very sad. Very suffocating

Self-awareness.

 Living with someone dominant and controlling is very exhausting. But I always remember that this is the world we live in. This is the test in my life. For a lifetime, living with people like this. It sometimes feels like screaming. But then I realize, Hey, this is just a test of life. I'm not tested with anything else. So I'm tested with this. So all of this is what God wants. So I just have to be grateful knowing that with a million blessings, I should just be thankful. Being tested like this shouldn't be bargaining.

Yaudah

Skrg aku sadar bahwa kata yg tepat buatku adalah Yaudah Iya hrs pasrah maksimal jadi manusia tu Ketika ada hal ga nyenengin Yaudah Ketika mau ada hal yg kaya bs diprediksi biar ke depannya easier, itu gaperlu Cukup yaudah Krn apa Krn itu maunya Allah kaya gitu Qt tu cuma human Gapunya kuasa apapun Sedangkan Allah Maha Kuasa Allah Maha berkehendak Allah maunya apa terjadi maka terjadilah Gausah melawan kehendak Allah Yaudah kalo hrs menjalani hidup sepahit ini Yaudah-in aja Krn itu maunya Allah Kita tu manusia Gausah pny pengen apa2 Krn Allah sudah mengatur segala hal detailnya Qt gausah keidean pengen ini itu Krn bs jd sesuai keinginan bs jd engga

I deserved it

 Ke orang lain aku harus baik terus Harus toleransi Harus bikin seneng orang lain Oke aku mau ya Gapapa Aku pikir dengan demikian Aku juga akan dibaikin orang lain Akan diberikan toleransi  Ternyata engga Ternyata harus baikin orang itu hanya berlaku untuk aku Sedangkan orang lain gada kewajiban baikin aku Orang lain bebassssss mau nyakitin, mau gada toleransi, mau nyalahin terus, mau ngeliat aku dari sudut negatif terus Itu boleh banget ternyata Aku pikir semua berjalan saling Ketika aku baikin orang lain Maka orang lain akan baikin aku Ternyata enggaaaa Kok bisa? Awalnya aku bertanya Ternyata semua karena akarnya itu adalah aku Iya aku Aku adalah manusia Yang selalu berbuat salah Makanya i deserved So the only way is Accept it Yauda terima aja Kenyataannya seperti itu Jadi aku gausah keidean komplen/ protes Cukup telan saja Nikmati saja Karena emang aku layaknya digituin Yagimana orang aku banyak banget dosanya It's oke Let's enjoy the pain I deserved it 😊

Im no worthy

 Selain positioning sbg manusia Dmn pasti selalu berbuat salah Adalah utk tdk usah beropini apa aja Tdk usah muncul di mana2 Pokoknya unseen Yg penting kontribusinya ada Orangnya kasat mata aja Bahkan harus jadi bukan orang Tapi kaya robot Yg mau ditempa apapun gada rasa sakit Yg bs strong pol2an

Sadar diri

 Kalo dulu berpikir selflove Skrg engga lagi Skrg jamannya self correction Iya jamannya mengoreksi diri sendiri terus menerus Krn diri sendiri adalah makhluk yang punya segudang dosa 🙂 No self love Krn self love bikin jadi ga inget kalo diri sendiri punya salah No gada yg perlu dilove dari diri sendiri Karena diri sendiri banyak banget dosanya kok dilove Sadar diri penuh kurang Sadar diri berlumuran dosa

Aku adalah manusia sipaling salah setiap hari setiap detik

 Bisa ada rasa sedih dan kecewa Karena ada ekspektasi Nah aku sendiri ekspektasi setiap hari berjalan damai Tapi realita engga Makanya rasanya sad dan kesal Nah jadi sekarang dibuang ekspektasi setiap hari berjalan damai Tapi jadi gini "Setiap hari adalah hari disalah2in" Jadinya setiap hari labelling ke diri sendiri "Aku adalah manusia sipaling salah jadi aku pasti disalahin oleh orang lain setiap hari" Siapa aja memang harus menyalahkan aku Karena aku manusia sipaling salah

Ikhlas dalam kebaikan

 Aku pikir dgn berbuat baik di dimensi lain akan memetik kebaikan itu Ternyata belum tentu Tentu saja hal ini bisa terjadi Karena balasan kebaikan ga melulu hal yg sama persis Yg pasti mungkin juga bagian dari ujian keikhlasan Berbuat baiknya krn ikhlas atau krn berharap dpt hal baik juga doank nih? Tapi apa salah berharap hal baik? Kayaknya ga salah ya Entahlah Yauda gpp Belajar terus utk ikhlas dlm kebaikan

Que sera, sera

 Pernah engga menggenggam terlalu kuat? Apa berpikir dengan menggenggam kuat itu akan jadi secure Ternyata engga Tangan sakit iya Kenapa? Karena sejatinya kita engga pernah benar2 memiliki apapun di dunia ini~semua hanya titipan Jadi kenapa harus menggenggam begitu erat? Lah wong cuma dititipi kok bukan milik sendiri Dipegang sewajarnya aja Ketika pemilik sebenernya mau menghendaki apapun Ya kitanya terima Misal Allah titipin kita rumah Allah takdirkan rumah bocor Yaudah engga apa-apa gaes Panggil tukang, done Harus bayar mahal ya engga apa-apa Uang minta ke Allah lagi Jangan dibikin pusing dengan nanti gimana Jalani aja  emang begitu Jalan hidup manusia memang harus begitu 1. Ga berharap pada manusia  Ketika udah lulus maka ke level selanjutnya 2. Tidak pernah memiliki apapun, semua hanya titipan Jadi ketika tidak sesuai kehendak kita, maka que sera, sera