Usia kehamilan Ambar Hariani, 36 tahun, baru masuk hitungan bulan saat mendampingi suaminya yang bertugas di negeri panser, Jerman. Warga Tebet yang berprofesi sebagai dokter gigi itu tinggal di sebuah apartemen di kota sebelah barat daya Jerman, Karlsruhe. Ada perasaan canggung yang ia alami kala itu. Penguasaannya yang minim akan bahasa Jerman membuat ia cenderung menutup diri ketika berinteraksi dengan orang-orang sekitar.
Janin yang dikandung Ambar kini tumbuh menjadi balita, namanya Imam Abdul Karim. Saat ini, Imam memiliki dua adik kandung, Fathin dan Balqis. Namun dibandingkan dengan kedua adiknya, Imam merupakan tipikal anak yang pendiam dan sulit berinteraksi dengan rekan-rekan di sekitarnya. Bahkan acapkali menangis. “Anak saya yang pertama tidak berani tampil. Cengeng kalau bertemu dengan orang yang baru ia kenal,” ujar ibu tiga anak tersebut.
Berbeda dengan Imam, karakter Fathin, tiga tahun, tergolong anak yang periang. Ia mudah berbaur dengan rekan-rekan seusianya. Tidak terkecuali dengan orang yang lebih dewasa darinya. Fathin memiliki kemampuan berbahasa yang baik. Cara berkomunikasinya pun lancar dan mudah dipahami. “Anak saya yang kedua dikandung saat saya sudah dua tahun di Jerman dan sudah bisa berbaur dengan orang-orang sekitar,” katanya.
Perbedaan karakter kedua anaknya itu sempat membuat Ambar berpikir akan masa-masa kehamilannya dulu. Muncul pertanyaan: “Apakah proses kehamilan seseorang mempengaruhi pembentukan karakter seorang anak?” Anggapan Ambar tidak keliru! Sejumlah penelitian mendukung kesimpulannya, yaitu bahwa proses yang dialami seorang ibu saat hamil ternyata berpengaruh besar terhadap pembentukan karakter seorang anak.
Kepala Subbidang Kesehatan Intelegensia Anak, Kementerian Kesehatan, Gunawan Bambang Dwiyanto, menjelaskan bahwa perilaku ibu hamil merupakan salah satu faktor yang merangsang pertumbuhan otak pada janin. Karena rasa sedih, stres, riang maupun kondisi kejiwaan yang lain pada ibu hamil, akhirnya akan dirasakan juga oleh janin yang ia kandung. “Kecerdasan seorang anak diturunkan oleh ibu, bukan bapak,” ujarnya.
Menurut Gunawan, peran ibu menjadi sangat sentral lantaran proses pertumbuhan janin tidak pernah lepas dari kondisi tubuh seorang ibu. Berdasarkan fase pertumbuhannya, kata Gunawan, janin mulai bisa merasakan rangsangan di usia 20 weeks ke atas. Pada usia kehamilan 39 weeks, kondisi otak janin mengalami fase kritis karena cenderung mengalami penurunan. “Jadi harus dirangsang supaya cerdas lagi,” ujarnya.
Rangsangan perkembangan otak pada janin bisa dilakukan ibu atau ayah dengan mengelus perut. Sentuhan tersebut merupakan ungkapan kasih sayang yang bisa meningkatkan pembentukan hormon cinta atau yang disebut oxytocin. Tidak hanya itu. Ibu hamil juga bisa melatih kemampuan verbal sang janin dengan mengajaknya berbicara disegala aktivitas, baik saat mandi, makan atau menjelang tidur. “Ibu hamil harus cerewet,” ujarnya.
ngutip here
Janin yang dikandung Ambar kini tumbuh menjadi balita, namanya Imam Abdul Karim. Saat ini, Imam memiliki dua adik kandung, Fathin dan Balqis. Namun dibandingkan dengan kedua adiknya, Imam merupakan tipikal anak yang pendiam dan sulit berinteraksi dengan rekan-rekan di sekitarnya. Bahkan acapkali menangis. “Anak saya yang pertama tidak berani tampil. Cengeng kalau bertemu dengan orang yang baru ia kenal,” ujar ibu tiga anak tersebut.
Berbeda dengan Imam, karakter Fathin, tiga tahun, tergolong anak yang periang. Ia mudah berbaur dengan rekan-rekan seusianya. Tidak terkecuali dengan orang yang lebih dewasa darinya. Fathin memiliki kemampuan berbahasa yang baik. Cara berkomunikasinya pun lancar dan mudah dipahami. “Anak saya yang kedua dikandung saat saya sudah dua tahun di Jerman dan sudah bisa berbaur dengan orang-orang sekitar,” katanya.
Perbedaan karakter kedua anaknya itu sempat membuat Ambar berpikir akan masa-masa kehamilannya dulu. Muncul pertanyaan: “Apakah proses kehamilan seseorang mempengaruhi pembentukan karakter seorang anak?” Anggapan Ambar tidak keliru! Sejumlah penelitian mendukung kesimpulannya, yaitu bahwa proses yang dialami seorang ibu saat hamil ternyata berpengaruh besar terhadap pembentukan karakter seorang anak.
Kepala Subbidang Kesehatan Intelegensia Anak, Kementerian Kesehatan, Gunawan Bambang Dwiyanto, menjelaskan bahwa perilaku ibu hamil merupakan salah satu faktor yang merangsang pertumbuhan otak pada janin. Karena rasa sedih, stres, riang maupun kondisi kejiwaan yang lain pada ibu hamil, akhirnya akan dirasakan juga oleh janin yang ia kandung. “Kecerdasan seorang anak diturunkan oleh ibu, bukan bapak,” ujarnya.
Menurut Gunawan, peran ibu menjadi sangat sentral lantaran proses pertumbuhan janin tidak pernah lepas dari kondisi tubuh seorang ibu. Berdasarkan fase pertumbuhannya, kata Gunawan, janin mulai bisa merasakan rangsangan di usia 20 weeks ke atas. Pada usia kehamilan 39 weeks, kondisi otak janin mengalami fase kritis karena cenderung mengalami penurunan. “Jadi harus dirangsang supaya cerdas lagi,” ujarnya.
Rangsangan perkembangan otak pada janin bisa dilakukan ibu atau ayah dengan mengelus perut. Sentuhan tersebut merupakan ungkapan kasih sayang yang bisa meningkatkan pembentukan hormon cinta atau yang disebut oxytocin. Tidak hanya itu. Ibu hamil juga bisa melatih kemampuan verbal sang janin dengan mengajaknya berbicara disegala aktivitas, baik saat mandi, makan atau menjelang tidur. “Ibu hamil harus cerewet,” ujarnya.
ngutip here
matur kasih mba ki.. ^^
ReplyDeleteJangan lupa denger murotal atau tilawah..
ReplyDeleteKalo naizar lincah banget.. Sampe2 pas rekam jantung sebelum lahiran, alatnyah geser mulu, dan keliatan banget di perut ada yang gerak2.. Sampe perut kaga' simetris gitu, huhu.. Pas dah lahir.. Emang aktif banget :D..
aaa... hormon cinta ada ya.... :D
ReplyDeleteboleh cerewet asal yang 'bermutu' (bukan bermuka tua). Wahai, para suami, jangan bikin stress istri yg sedang hamil, ya.
ReplyDeleteKalo bikin stress, efeknyah gimana dok? Kalo yang bikin stress orang di luar suami? Pas hamil Diah sempet kesel sama orang lain, sampe istighfar sepanjang hari, huhu.. Sampe skarang suka kepikiran juga..
ReplyDeleteHuwaahahhaaha asiiik merasa didukung :p
ReplyDeletewaahh... tfs, kak kiki.
ReplyDelete*kalo hamil mau jadi aktif, bahagia, ceria, pandai, atraktif, mudah bergaul, baik hati, berjiwa sosial tinggi, rajin, bahagia dsb yang baik2, aahh....
*ikut menyimak* :)
ReplyDeletelha aku durung2 wis cerewet =))
ReplyDeleteeh..barusan baca tadi....
ReplyDeletesami2 bumil ^^
ReplyDeleteyups bener banget
ReplyDeletekmrn ke bidan juga katanya "bahagia nih dedeknya"
alhamdulillah
ada vera so sweet yah *cium
ReplyDeletebetulll banget bu dokter
ReplyDeletekalo ga mutu kasian dedeknya
malah diajarin ga bener
wahai suamiku dengarkanlah kata bu dokter
xixi
sama diah
ReplyDeleteyang bikin stres orang di luar itu
sabar yaaaah sabaaaar
*ngomongsamakaca
anty sering ngomong sendiri yaaaa
ReplyDeletengomong ama peyut maksudnya
xixi
sip sip
ReplyDeletedisiapkan sejak dini itu better
n_n
silahkan ^^
ReplyDeleteapik nuw
ReplyDeleteyuhuuu
ReplyDeleteHuah. Nyimak.
ReplyDeleteevi main sinih sambil bawa bakso kepala sapi :p
ReplyDeletebaca artikel sambil elus elus perut :P
ReplyDeletethanks ya ki,,,sdh share
hu um
ReplyDeletesami2 vyka ^^
Heheee iyah :D
ReplyDeleteBumiil depok, kopdar yuuk :p..
ReplyDeleteyuuuuuk
ReplyDeleteeh mau ada market day loh di bejiii
ikut siiiy
lokasinya deket ama rumahku soalnyah
Jiah, bumilnya masih nyidam bakso. Xixixi
ReplyDeleteudah nyobain bakso atom si
ReplyDeletetapi masi penasaran sama bakso kepala sapi
qeqeqe
sayang aku gak bisa bantu :)
ReplyDeleteayo siapa di Depok yg tahu dimana letaknya bakso kepala sapi buat bumil yg ngidam niy ...hihi
Kiki itu bakso kepala sapi setelah bakso atom, jadi masih terus jalan dikit :)
ReplyDeleteAwalnya bakso kepala sapi itu di margonda dkt lele lela yg di kober tp pindah k jl.h.asmawi itu, etapi lagiiiii pas kmrn aku lewat dia tutup. Heuheu mungkin krn di depok terlalu bnyk tempat makan yah jd sainganny bnyk, di ps.minggu ada, dimana lg yaaa
nah iya nty aku udah bolak-balik 2 kali ga nemu2
ReplyDeletejadinya di bakso atom
huhu
ga ada lagi ya yang deket
Subhanalloh
ReplyDeleteMakasih tuk sharenya ya
Sangat bermanfaat :)
dian apakabarnya aiiiih
ReplyDeletesubhanalloh..makasih ki..
ReplyDeleteteteh hamil lagi??
ReplyDelete:p