Skip to main content

Posts

Showing posts from 2024

I am just a piece of trash

It turns out, this wound isn’t about the matter of Umrah or visiting the holy land. It’s about the fact that I NEVER got to go on Umrah with my parents. While other kids and even the one and only daughter-in-law already have. See? Turns out I’m just that invisible, huh? Turns out I’ve been replaced by the beloved daughter-in-law. Even though as a daughter-in-law myself, I was only taken advantage of. In the end, I was discarded by my parents and handed over to my in-laws. Hahaha, how pathetic it is to be me. But yeah, I get it. I know I’ve got the most sins compared to my siblings. My siblings and even my sister-in-law are pure, sinless. Meanwhile, me? Oh, I’m drenched in sin. Yep, I’m fully aware. The one with the most sins deserves to be discarded and thrown into the trash.

Noted

 JANGAN PERNAH wa duluan ke orang itu Kalo gamau disemprot 🤣 Ya gpp sih disemprot akunya biasa aja Cuma dari yang udah-udah polanya sama Ketika aku WA duluan Jadinya aku akan dihabisi sampe babak belur Luarbiasa bukan 😄 Yauda gpp malah enak The real manfaatin duitnya DOANK 😄 Biarkan dia jadi mesin atm 😌 Karena itu pilihan dia sendiri Dia gamau jadi manusia Maunya jadi mesin 🏧👏

Stay cantik

 Duluuu Digaslight responnya Sad, cry, feeling guilty, down, stressed Now responnya Laugh, happy, and shout out "Sukuriiiin" 😁😁😁 Semakin sering disalahkan malah senang Artinya semakin aku membuatnya marah So yang bermasalah siapa? Dia Karena dia yang marah Aku? Hepi2 aja gada masalah 😁 Biarin yang gila, gila aja sendirian Aku jangan ikut-ikutan gila Tidak usah repot2 membantu Karena dari yang sudah-sudah Dibantu malah DISALAHKAN so, skrg hilang 100% empatinya Sekarang jadi 100% TIDAK PEDULI yang penting kebutuhanku terpenuhi 😁😁😁 Duit lancar alhamdulillah  Jajan hobi aman Gofood sering aman Laundry terus Yaudah sih apanya yg susah So easy  Dianya kesulitan? Liatin aja sambil smile Stay cantik, ladies 😁

And the story goes...

This story begins in 2019. At that time, I had just graduated and had my graduation ceremony in April. Right after graduation, I went back home to my parents’ house to look for a job and became more active in blogging. Actually, I had been active even before graduating. Because of that, I made a lot of new friends—friends whom I am still connected with even now. Isn’t it magical? I was in a phase of life crisis as a 25-year-old girl, wondering where my life would go next. I was still very confused, wanting to work, but it wasn’t that easy. Until my mother had the idea to send me to pursue a master’s degree at UGM. Of course, that offer was very appealing, even though I later found out that to fund it, my mother had to sell her land assets. I felt so guilty. If only I had known that earlier, maybe I would have declined her offer. It would have been better for me to be her personal assistant because she needed one much more. And yes, I believe it was all part of God’s will. I continu...

Sebuah penemuan

 Emang ye makin lama manusia itu makin pinter So do I Jd aku bertahun2 dgn konsep feeling guilty smpe akun blog pun namanya jd gini kan haha krn sebab itu tadi Dihantui rasa bersalah Stlh dpikir2 why? Knp aku hrs kaya gini Halooo Nah jadi knp engga Bersikap gini Contoh: Gara2 kamu beliin ayam suwir pedes aku jd diare Instead of ngerasa salah dan sedih dan berpikir ya Allah kok aku salah ya ngasih makanannya No no im no more kaya gitu Tapiiii better gini Hahaha sukurin Emang aku sengaja mau "nyusahin" kamu 😌😌😌😌

Sebuah pertanyaan

 Menjadi orang bermental sehat efek negatifnya adalah kureng maju kaya aku Mungkin aku sekarang di fase enjoy the life gada beban berat mindfull bersyukur tp jadinya aku stuck Tapi kenapa gabole stuck ya Kenapa semua orang harus jadi seleb? Harus jd influencer? Harus jadi orang yang pengikutnya banyak? Harus kamera face? Harus berduit yg bisa bikin naik pesawat bisnis class? Apa gaboleh ya jd org biasa2 aja? Memangnya kenapa kalo engga jadi "main character duniawi?" Entahlah akupun bingung kalopun aku pengen jadi MC duniawi harus kumulai dr mana ya🙄

Bahagia kita yang buat

 Skrg aku tau sih The best way adalah dgn bodo amat Alias dont care Bukan sabar tp bodo amat Jd udh ga pusing lagi Gada kecewa jg Krn udah bodo amat Krn byk hal yg jauh lbh utama utk dpikirin Kaya hobi dan kesukaan diri sendiri Impian2 sendiri Pokoknya self love lah Bnr2 ga ngurus slain diri sendiri dan anak2 Itu lbh damai dan fair sih haha Im so worthed  No one can make me down/ sad And i can make myself take abundant of happiness Bahagia kita yg buat

Why are we so different?

 I'm thinking about my mother. No, not about her flaws. It's just a different perspective between my mother and me. My mother often complains, saying that none of her children help her. It's easy to conclude that the children must be at fault, and I admit it, especially since I live far from her. But then I look at myself as a mother. I take care of my three children without any help. Even my husband is very busy, so it's truly just me serving him and the children. My thoughts and energy are focused there, especially since my children are still young and not independent yet. It feels like these moments are very long, like changing diapers for the youngest, which feels like doing it hundreds of times over years. So, I think when they become independent and grown up (especially when they're married), it will be my time to be truly free as a mother. But why doesn't my mother feel that way? In her old age, she seems perpetually exhausted and feels unhelped. Why does...

Coba ya

 Berikut adalah beberapa kalimat rayuan yang bisa kamu gunakan untuk suami agar dia memberikan yang istri minta  1. "Sayang, aku tahu kamu bekerja keras untuk keluarga kita. Aku sangat menghargai itu dan ingin kita menikmati hasil jerih payahmu bersama." 2. "Aku suka sekali kalau kita bisa melakukan hal-hal menyenangkan bersama. Bisa nggak kali ini kita mencoba sesuatu yang baru?" 3. "Kamu tahu nggak, aku merasa sangat beruntung punya suami seperti kamu. Kamu selalu bisa membuatku bahagia. Mungkin kali ini kamu bisa memberikan kejutan kecil untukku?" 4. "Aku pengen kita punya lebih banyak momen spesial bersama. Gimana kalau kita rencanakan sesuatu yang seru minggu ini?" 5. "Sayang, aku lihat banyak hal indah yang bisa kita nikmati bersama. Aku yakin sedikit pengeluaran tambahan bisa membuat kita semakin dekat dan bahagia." Gunakan kata-kata ini dengan penuh kasih sayang dan jangan lupa untuk mengungkapkan apresiasi atas usaha dan kerja ...

Ur daughter choice

 My mother always complains about my husband. She doesn't like anything he does. Implicitly, my mother says, "How can someone wealthy like him become your husband?" As my husband's wife, I'm obviously in a difficult position. I can't go against my mother, but how? My mother always thinks like that. She thinks that her child's husband should have a character that suits her. But actually, it's me who married my husband, not my mother. It's understandable if my husband's character doesn't suit my mother because my husband is destined for me, not for my mother. But why is this being constantly emphasized? When it's clear that my husband is the one I need. If not with my husband, then with whom? Do I have to be alone? I don't want that.

Torture

 Im crying right now As a house wife and full time mom with no helper My kids never get accompanied by other It's really hard to get people for being assistant for me So the problem come when i wanna have umrah My kids should join but no money But when kids not joining us Who will accompanies them? 😭😭😭😭 Why do some people easily label others just because their life paths are different from their own? Why don't they first dig into the causes? Why is their tongue so cruel? If only they knew how difficult my current condition is. Why is the narrative of 'only the chosen ones' continuously echoed and used to label those who are not yet called? Those who are not yet among the beloved ones of Allah. It feels very sad. Very suffocating

Self-awareness.

 Living with someone dominant and controlling is very exhausting. But I always remember that this is the world we live in. This is the test in my life. For a lifetime, living with people like this. It sometimes feels like screaming. But then I realize, Hey, this is just a test of life. I'm not tested with anything else. So I'm tested with this. So all of this is what God wants. So I just have to be grateful knowing that with a million blessings, I should just be thankful. Being tested like this shouldn't be bargaining.

Yaudah

Skrg aku sadar bahwa kata yg tepat buatku adalah Yaudah Iya hrs pasrah maksimal jadi manusia tu Ketika ada hal ga nyenengin Yaudah Ketika mau ada hal yg kaya bs diprediksi biar ke depannya easier, itu gaperlu Cukup yaudah Krn apa Krn itu maunya Allah kaya gitu Qt tu cuma human Gapunya kuasa apapun Sedangkan Allah Maha Kuasa Allah Maha berkehendak Allah maunya apa terjadi maka terjadilah Gausah melawan kehendak Allah Yaudah kalo hrs menjalani hidup sepahit ini Yaudah-in aja Krn itu maunya Allah Kita tu manusia Gausah pny pengen apa2 Krn Allah sudah mengatur segala hal detailnya Qt gausah keidean pengen ini itu Krn bs jd sesuai keinginan bs jd engga

I deserved it

 Ke orang lain aku harus baik terus Harus toleransi Harus bikin seneng orang lain Oke aku mau ya Gapapa Aku pikir dengan demikian Aku juga akan dibaikin orang lain Akan diberikan toleransi  Ternyata engga Ternyata harus baikin orang itu hanya berlaku untuk aku Sedangkan orang lain gada kewajiban baikin aku Orang lain bebassssss mau nyakitin, mau gada toleransi, mau nyalahin terus, mau ngeliat aku dari sudut negatif terus Itu boleh banget ternyata Aku pikir semua berjalan saling Ketika aku baikin orang lain Maka orang lain akan baikin aku Ternyata enggaaaa Kok bisa? Awalnya aku bertanya Ternyata semua karena akarnya itu adalah aku Iya aku Aku adalah manusia Yang selalu berbuat salah Makanya i deserved So the only way is Accept it Yauda terima aja Kenyataannya seperti itu Jadi aku gausah keidean komplen/ protes Cukup telan saja Nikmati saja Karena emang aku layaknya digituin Yagimana orang aku banyak banget dosanya It's oke Let's enjoy the pain I deserved it 😊

Im no worthy

 Selain positioning sbg manusia Dmn pasti selalu berbuat salah Adalah utk tdk usah beropini apa aja Tdk usah muncul di mana2 Pokoknya unseen Yg penting kontribusinya ada Orangnya kasat mata aja Bahkan harus jadi bukan orang Tapi kaya robot Yg mau ditempa apapun gada rasa sakit Yg bs strong pol2an

Sadar diri

 Kalo dulu berpikir selflove Skrg engga lagi Skrg jamannya self correction Iya jamannya mengoreksi diri sendiri terus menerus Krn diri sendiri adalah makhluk yang punya segudang dosa 🙂 No self love Krn self love bikin jadi ga inget kalo diri sendiri punya salah No gada yg perlu dilove dari diri sendiri Karena diri sendiri banyak banget dosanya kok dilove Sadar diri penuh kurang Sadar diri berlumuran dosa

Aku adalah manusia sipaling salah setiap hari setiap detik

 Bisa ada rasa sedih dan kecewa Karena ada ekspektasi Nah aku sendiri ekspektasi setiap hari berjalan damai Tapi realita engga Makanya rasanya sad dan kesal Nah jadi sekarang dibuang ekspektasi setiap hari berjalan damai Tapi jadi gini "Setiap hari adalah hari disalah2in" Jadinya setiap hari labelling ke diri sendiri "Aku adalah manusia sipaling salah jadi aku pasti disalahin oleh orang lain setiap hari" Siapa aja memang harus menyalahkan aku Karena aku manusia sipaling salah

Ikhlas dalam kebaikan

 Aku pikir dgn berbuat baik di dimensi lain akan memetik kebaikan itu Ternyata belum tentu Tentu saja hal ini bisa terjadi Karena balasan kebaikan ga melulu hal yg sama persis Yg pasti mungkin juga bagian dari ujian keikhlasan Berbuat baiknya krn ikhlas atau krn berharap dpt hal baik juga doank nih? Tapi apa salah berharap hal baik? Kayaknya ga salah ya Entahlah Yauda gpp Belajar terus utk ikhlas dlm kebaikan

Que sera, sera

 Pernah engga menggenggam terlalu kuat? Apa berpikir dengan menggenggam kuat itu akan jadi secure Ternyata engga Tangan sakit iya Kenapa? Karena sejatinya kita engga pernah benar2 memiliki apapun di dunia ini~semua hanya titipan Jadi kenapa harus menggenggam begitu erat? Lah wong cuma dititipi kok bukan milik sendiri Dipegang sewajarnya aja Ketika pemilik sebenernya mau menghendaki apapun Ya kitanya terima Misal Allah titipin kita rumah Allah takdirkan rumah bocor Yaudah engga apa-apa gaes Panggil tukang, done Harus bayar mahal ya engga apa-apa Uang minta ke Allah lagi Jangan dibikin pusing dengan nanti gimana Jalani aja  emang begitu Jalan hidup manusia memang harus begitu 1. Ga berharap pada manusia  Ketika udah lulus maka ke level selanjutnya 2. Tidak pernah memiliki apapun, semua hanya titipan Jadi ketika tidak sesuai kehendak kita, maka que sera, sera